Bahan-bahan:
- Texavon (1 kg)
- SLS (Sodium Laury Sulfhate) (1/2 Kg)
- NaCl (Garam Dapur) (1 Kg)
- Pewarna secukupnya
- Pewangi 10 cc
- Air 15 liter
Cara membuatnya:
- Sediakan dua wadah: wadah pertama (kira-kira muat air 18 liter), wadah kedua (kira-kira muat air 6 liter).
- Pada wadah pertama isi dengan air sebanyak 15 liter, sedangkan pada wadah kedua isi dengan air sebanyak 5 liter.
- Masukkan texavon ke dalam wadah pertama, biarkan hingga larut, bantu dengan pengadukan perlahan.
- Setelah larut masukkan SLS, kemudian biarkan hingga larut.
- Masukkan NaCl ke dalam wadah kedua, aduk hingga larut.
- Setelah NaCl larut, dan SLS larut, campurkan air garam NaCl) tersebut ke dalam wadah pertama, aduk hingga mengental.
- Setelah mengental, masukkan pewarna dan pewangi.
- Sabun siap digunakan.
Sabtu, 10 November 2012
KARBIT: Sang Stimulus Pematangan Buah
Karbit:
Sang Stimulus Pematangan Buah
Dalam keseharian, terutama bagi mereka yang suka
berbelanja di pasar-pasar tradisional, mungkin sudah bukan hal yang asing lagi
dengan kata karbit. Zat tersebut sangat akrab dengan
para penjual buah pisang, karena digunakan untuk mempercepat pematangan buah
pisang.
Tidak
akan asing pula kata karbit bagi mereka yang kesehariannya bekerja sebagai tukang
las logam (yang masih menggunakan las karbit), karena zat itu pula yang berperan
sebagai sumber penghasil gas yang akan digunakan untuk pengelasan.
Jika kita
buka kamus kimia untuk mencari penjelasan dari kata karbit, pada beberapa kamus
mungkin tidak akan mendapatkan penjelasannya secara langsung. Akan tetapi dalam kamus tersebut kita akan
mendapatkan tulisan "Lihat: Kalsium karbida". Hal ini karena zat yang
selama ini kita kenal namanya dengan sebutan karbit memiliki nama kimia seperti
itu. Penamaan tersebut disesuaikan dengan nama-nama unsur penyusunnya, yaitu
kalsium dan karbon. Secara empiris rumus kimia untuk karbit dapat dituliskan
sebagai CaC2, Ca = lambang untuk atom kalsium dan C = lambang untuk
atom karbon.
Karbit (kalsium karbida) merupakan zat padat
abu-abu dan dibuat dari pemanasan kalsium oksida (batu kapur) dengan kokas
(arang karbon) pada suhu sekitar 2.000° celsius. Secara kimia proses pembuatan
karbit ini dapat dilukiskan dalam bentuk persamaan reaksi berikut.
(2.000°C)
CaO(s) + C(s) →
CaC2(l ) +
CO(g)
Kalsium oksida karbon karbit
Dari
persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa karbit yang dihasilkan dari reaksi
tersebut berupa cairan oleh karena itu karbit cair tersebut selanjutnya didinginkan
sampai memadat, sehingga jadilah karbit yang padat seperti yang sering kita
lihat sehari-hari.
Salah
satu sifat karbit yang sering dimanfaatkan masyarakat yaitu kemampuannya untuk
menghasilkan gas jika bercampur dengan air. Gas tersebut yaitu gas asetilen atau etuna dengan
rumus kimia C2H2. Persamaan reaksi kimianya sebagai
berikut.
CaC2(s)
+ 2 H2O(l ) → Ca(OH)2(aq)
+ C2H2(g)
Karbit
sering digunakan sebagai stimulus pematangan buah pisang. Secara alamiah, buah
pisang akan menghasilkan gas asetilen untuk mempercepat pematangan.
Dengan mengenali sifat ini, proses pematangan buah akan dapat dipercepat dengan
memanfaatkan sifat karbit seperti disebutkan di atas. Karbit sering digunakan
untuk pengelasan logam (las karbit). Gas asetilen yang dihasilkan dari
reaksi karbit dengan air adalah gas yang memiliki sifat mudah terbakar, nyala
terang, dan berkalor tinggi (Mulyono HAM, 1997 : 2.500°C ; Yayan Sunarya,
2.000: 3.000°C). Oleh karena itu dengan kalor sebesar ini memungkinkan besi
untuk dapat dilelehkan (titik leleh besi = 1.535°C). Inilah prinsip dasar
mengapa campuran karbit dengan air dapat digunakan untuk pengelasan logam.
(Iman Salman/Mahasiswa Kimia FPMIPA UPI.
Sumber:
Mulyono HAM, 1997: Yayan Sunarya, 2000)
Langganan:
Postingan (Atom)